ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Kisah petualangan penjahat legendaris Kusni Kasdut sudah banyak ditulis dalam berbagai artikel. Penjahat yang juga mantan pejuang melawan penjajah Belanda pada masa revolusi 1945 itu terlibat beberapa kali perampokan dan pembunuhan di negeri ini, salah satunya merampok Museum Nasional dan membunuh satu petugas pada 31 Mei 1961.
Kusni Kasdut bernama asli Waluyo. Dia lahir sebagai pemuda miskin, anak seorang petani miskin di Blitar, Jawa Timur. Di masa revolusi kemerdekaan dia tergabung tak resmi sebagai laskar rakyat yang bahu membahu bersama TNI melawan penjajah Belanda.
Ketika revolusi berakhir, Kusni Kasdut justru dibuat bingung. Kekacauan membuatnya bisa beristrikan seorang gadis Indonesia dari keluarga menengah, Sri Sumarah Rahayu Edhiningsih. Seorang istri yang ia cintai, ia banggakan, dan karena itu melahirkan tekad untuk menyenangkannya dengan kehidupan layak. Sementara sejak lahir, Kusni senantiasa bergelut dengan kemiskinan.
Kusni terus mencari pekerjaan. Namun, entah karena dia berharap terlalu tinggi, atau apa, yang ia terima tak lain serangkaian kegagalan. Berbekal pengalaman semasa revolusi 1945, ia pun mencoba mendaftar masuk TNI. Sayang, ia kembali ditolak.
Kusni Kasdut bernama asli Waluyo. Dia lahir sebagai pemuda miskin, anak seorang petani miskin di Blitar, Jawa Timur. Di masa revolusi kemerdekaan dia tergabung tak resmi sebagai laskar rakyat yang bahu membahu bersama TNI melawan penjajah Belanda.
Ketika revolusi berakhir, Kusni Kasdut justru dibuat bingung. Kekacauan membuatnya bisa beristrikan seorang gadis Indonesia dari keluarga menengah, Sri Sumarah Rahayu Edhiningsih. Seorang istri yang ia cintai, ia banggakan, dan karena itu melahirkan tekad untuk menyenangkannya dengan kehidupan layak. Sementara sejak lahir, Kusni senantiasa bergelut dengan kemiskinan.
Kusni terus mencari pekerjaan. Namun, entah karena dia berharap terlalu tinggi, atau apa, yang ia terima tak lain serangkaian kegagalan. Berbekal pengalaman semasa revolusi 1945, ia pun mencoba mendaftar masuk TNI. Sayang, ia kembali ditolak.
Berselang satu tahun, pada 31 Mei 1961, Jakarta kembali gempar. Tak lain karena Museum Nasional Jakarta (Gedung Gajah) dirampok gerombolan Kusni Kasdut. Ibarat film, Kusni yang menggunakan jeep dan mengenakan seragam polisi, menyandera pengunjung dan menembak mati seorang petugas museum. Dalam aksi nekat itu ia membawa lari 11 butir permata koleksi museum. Segera Kusni Kasdut jadi buronan terkenal.
Sekian tahun buron, Kusni Kasdut tertangkap ketika mencoba menggadaikan permata hasil rampokannya di Semarang. Petugas pegadaian curiga karena ukurannya yang tidak lazim. Akhirnya dia ditangkap, dijebloskan ke penjara dan divonis mati atas rangkaian kejahatannya. Kusni Kasdut akhirnya dieksekusi mati pada 16 Februari 1980 di sebuah daerah di Gresik, Jawa Timur.
Di hari-hari terakhir hidupnya, Kusni bertaubat dan menyesali kesalahan-kesalahan yang pernah ia lakukan. Itu karena perkenalannya di penjara dengan seorang pemuka agama Katolik. Ia pun memutuskan menjadi pengikut setia, dan dibaptis dengan nama Ignatius Kusni Kasdut.
Sebelum dieksekusi mati, beberapa hal yang diminta Kusni dipenuhi. Dia menikmati sembilan jam terakhirnya di ruang kebaktian Katolik LP Kalisosok, dikelilingi anggota keluarganya: Sunarti (istri keduanya), Ninik dan Bambang (anak dari istri pertama), Edi (menantu, suami Ninik) dan dua cucunya, anak Ninik. Kusni juga menikmati jamuan makan terakhir dengan lauk capcai, mie dan ayam goreng.
Pada masanya, Kusni adalah penjahat spesialis barang antik. Kisahnya sebagai sosok penjahat berdarah dingin ternyata tidak hanya dikenang oleh para korban atau keluarga korban. Ia juga sempat dijuluki 'Robin Hood Indonesia', karena ternyata hasil rampokannya sering di bagi-bagikan kepada kaum miskin.
Sekian tahun buron, Kusni Kasdut tertangkap ketika mencoba menggadaikan permata hasil rampokannya di Semarang. Petugas pegadaian curiga karena ukurannya yang tidak lazim. Akhirnya dia ditangkap, dijebloskan ke penjara dan divonis mati atas rangkaian kejahatannya. Kusni Kasdut akhirnya dieksekusi mati pada 16 Februari 1980 di sebuah daerah di Gresik, Jawa Timur.
Di hari-hari terakhir hidupnya, Kusni bertaubat dan menyesali kesalahan-kesalahan yang pernah ia lakukan. Itu karena perkenalannya di penjara dengan seorang pemuka agama Katolik. Ia pun memutuskan menjadi pengikut setia, dan dibaptis dengan nama Ignatius Kusni Kasdut.
Sebelum dieksekusi mati, beberapa hal yang diminta Kusni dipenuhi. Dia menikmati sembilan jam terakhirnya di ruang kebaktian Katolik LP Kalisosok, dikelilingi anggota keluarganya: Sunarti (istri keduanya), Ninik dan Bambang (anak dari istri pertama), Edi (menantu, suami Ninik) dan dua cucunya, anak Ninik. Kusni juga menikmati jamuan makan terakhir dengan lauk capcai, mie dan ayam goreng.
Pada masanya, Kusni adalah penjahat spesialis barang antik. Kisahnya sebagai sosok penjahat berdarah dingin ternyata tidak hanya dikenang oleh para korban atau keluarga korban. Ia juga sempat dijuluki 'Robin Hood Indonesia', karena ternyata hasil rampokannya sering di bagi-bagikan kepada kaum miskin.
Sumber : merdeka.com
0 Response to "Kusni Kasdut. Mantan Pejuang Kemerdekaan yang Berubah Menjadi Penjahat Sadis!"
Posting Komentar